“Tidak ada yang gaduh pak, tapi kalau heboh iya. Warga heboh setelah tau pak (PJ) Gubernur menginap di rumah warga “ ungkap ibu Nur Azizah warga desa Sijuk Kabupaten Belitung kepada saya.
Justru menurut wanita paruh baya yang disapa Bik Nur ini, PJ Gubernur Suganda Pandapotan begitu sederhana. Karena bisa saja menginap di Hotel Santika Tanjung Tinggi kalau untuk menghadiri kegiatan di Desa Sijuk.
“Kebetulan beliau datangnya malam, jadi warga tidak banyak yang tau. Hanya beberapa pengurus kelurahan saja yang tau, karena kebetulan sedang bermain Gaple di depan kantor desa,” kenang Bik Nur.
Menurut wanita paruh baya ini, dirinya sempat menolak untuk dijadikan tempat menginap. Mengingat rumahnya yang dirasa sederhana tak cukup layak untuk menjamu seorang kepala daerah setingkat gubernur.
Namun menurut pihak protokol, kediaman Bik Nur yang hanya dihuni oleh dirinya dan pak Saharan suami yang merupakan pensiunan karyawan PT. Timah. Terdapat 2 kamar kosong berukuran 3×3 meter dengan dipan kayu ukuran menengah.
“Awalnya saya menolak pak, karena saya khawatir rumah saya ini tak cukup layak. Hingga akhirnya 3 hari sebelum tanggal 29 Mei 2023, rumah saya dipastikan menjadi tujuan menginap pak Gubernur, saya siapkan kamar untuk beliau. Saya rapikan dan bersihkan, termasuk memasang 1 buah kipas angin supaya tak panas. Namun pukul berapa beliau datang saya tidak ketahui,” tutur Bik Nur.
Pada tanggal 29 Mei 2023, sekitar pukul 11 malam, PJ Gubernur Babel, Suganda Pandapotan bersama istrinya tiba di rumah Bik Nur. Ikut dalam rombongan tersebut beberapa ajudan dan sopir patwal serta pihak protokol.
Usai bercengkrama sejenak, kemudian PJ Gubernur pun langsung tidur. Karena keesokan harinya ada acara jalan santai dan program Gule Kabung.
“Paginya beliau sempat sarapan nasi goreng yang saya buat. Jadi tersipu juga. Soalnya nasi goreng ala orang kampung pak, alakadarnya. Namun beliau justru sengaja ingin sarapan di rumah saya. Padahal pihak desa juga sudah siapkan nasi uduk. Akhirnya nasi uduk di kelurahan dimakan oleh rombongan ajudan. Sementara pak Gubenur dan istrinya sarapan di rumah saya,” kenang Bik Nur Azizah lagi.
Pagi itu juga kata Bik Nur, warga heboh mendapati banyak mobil yang parkir di halaman rumah Bik Nur. Dan lebih menghebohkan lagi warga yang kemudian berdatangan ingin menyapa pak Gubernur dan istri, saat mengetahui ternyata rumah Bik Nur dijadikan tempat menginap.
“Saya juga tidak menyangka rumah saya yang sederhana ini sempat menjadi tempat menginap seorang Gubernur. Beliau begitu rendah hati dan ramah pak. Tidak ada kesan sombongnya, termasuk mandi di rumah saya, di mana kamar mandi alakadarnya. Padahal bisa saja menginap di Santika yang hanya sekitar 30 menit perjalanan ke Sijuk,” komen Bik Nur.
Sampai dengan acara di lapangan bola selesai, semuanya berjalan lancar. Bik Nur bahkan bingung ketika ditanya apakah PJ Gubernur membuat kegaduhan.
“Tidak ada yang gaduh pak, tapi kalau heboh iya. Warga heboh setelah tau pak (PJ) Gubernur menginap di rumah warga, di rumah saya tepatnya. Beliau sangat rendah hati, ramah dan enak diajak bicara. Begitu juga istrinya. Bahkan baru baru ini saya kaget saat disapa di keramaian oleh Ibu Gubernur. Padahal ramai sekali saat pelepasan jemaah haji kemarin. Itu menunjukkan keramahan. Saya jadi terharu,” kata Bik Nur.
Itulah sebagian kesan yang dirasa oleh masyarakat bawah terhadap seorang PJ Gubenur Babel, Suganda Pandapotan Pasaribu, tak ada kisah kegaduhan namun hanya kehebohan warga yang tak tau ada Gubernur menginap di antara rumah tetangganya, yang kemudian menyapa dan bertegur sapa.
Lantas apa yang sebenarnya menjadi kegaduhan. Masyarakat begitu antusias menyambut dan berinteraksi dengan Suganda Pandapotan dan istrinya. Mereka yang benar-benar merasakan kehadiran seorang pemimpin di tengah-tengah mereka.(**)
Editorial
Rudi Syahwani
Pemimpin Redaksi