Editorial
Oleh: Robi Yansah
Redaktur Ruud’s Network Cyber
Jika hitung kalender, sebenarnya lewat sedikit dari 1 tahun Asep Maryono menjabat Kepala Kejaksaan Tinggi Bangka Belitung, setelah diambil sumpahnya pada 7 Februari 2023 lalu oleh Jaksa Agung ST Burhanudin di Jakarta. Asep Maryono ternyata menunjukkan efisiensinya sebagai pemburu para koruptor, khususnya di Bangka Belitung.
Terbukti, produk perkara yang dikerjakan Asep Maryono selama menjadi Kajati Babel dalam kurun waktu setahun ini, bukan perkara kaleng-kaleng. Pria yang rutin puasa Senin-Kamis ini mencatatkan sejarah, mengungkapkan perkara korupsi di tubuh PT. Timah dan menjerat mantan Direktur Utama PT Timah Tbk, termasuk seorang mantan direksi dan pejabat setingkat kepala bidang.
Bukan perkara kerugian negara 2 atau 3 miliyar Rupiah. Tapi puluhan miliyar. Asep Maryono juga menunjukkan ketegasan nya dalam penegakan hukum, dengan menjerat para Pimpinan DPRD Bangka Belitung. Pentolan-pentolan Parpol pun digulung jika terindikasi korupsi.
Sampai-sampai dalam sebuah acara ngopi bareng masyarakat sekitar bulan Februari 2024 lalu, seseorang yang hadir menyeletuk, “kalau sampai Bapak dimutasi, kita demo Kejaksaan Agung.” Saya tau ucapan itu tanpa aksi nyata, namun kalimat itu bisa dianggap sebagai manifestasi dari prestasi Asep Maryono dalam pemberantasan korupsi di Babel.
Namun sepertinya menjadi orang yang tegak lurus itu bukan perkara mudah hari ini. Dengan prestasinya dalam penegakan hukum dan pemberantasan koruptor, Asep Maryono harus dimutasi ke bagian Perlengkapan di Gedung Bundar. Padahal dulunya saya sempat menebak, Asep Maryono bakal mengakhiri pengabdiannya di korp Adhiyaksa ini pada posisi strategis, sekelas asisten Jaksa Agung Muda.
Pekan ini, mungkin akan menjadi hari-hari terakhir bagi Asep Maryono bertugas di Bangka Belitung. Teruslah menjadi lurus pak jaksa. Bahwa penegakan hukum terhadap koruptor pasti mendatangkan pro kontra, namun tidak sedikit juga yang memuji. Karena sesungguhnya prestasi seorang Kajati diukur dan diukir dari produk perkaranya yang ditanganinya. Dan seorang Asep Maryono sudah membuktikannya.