BABELTERAKTUAL.COM, BANGKA TENGAH – Berpuasa bagi sebagian orang amat berat dijalankan, apalagi jika mengandalkan kekuatan fisik saat bekerja, seperti kuli, tukang bangunan, buruh tani dan lainnya.
Namun, kesulitan tersebut tidak menyurutkan niat Jupri (50), seorang tukang bangunan asal Kabupaten Bangka Tengah (Bateng) dalam menjalankan ibadah puasa di bulan Ramadan 1445 Hijriah.
Biasanya, setelah sahur dan menjalankan ibadah solat subuh di Masjid, Jupri berangkat bekerja sekira pukul 07.00 wib dan pulang pukul 16.30 wib.
“Kerjanya dari pagi, sekitar jam tujuh, terus pulang jam setengah lima, kalau hari biasa, pulangnya jam lima, tapi kita kan mau bersih-bersih mandi untuk persiapan solat ashar dan berbuka puasa, jadi pulang lebih awal,” ujarnya.
Dikatakan Jupri, ia sudah bekerja sebagai tukang bangunan kurang lebih 20 tahun, bahkan sudah ada banyak rumah, sekolah hingga musholla yang ia bangun.
“Sudah lama sekitar 20 tahun, tidak langsung jadi tukang, dulu jadi kenek dulu, baru belajar bangun pondasi, melaster dinding, masang jendela dan lain-lain, mungkin sudah ada ratusan rumah yang dibangun, kalau yang diperbaiki sudah tidak terhitung lagi,” terangnya.
“Dulu itu sempat jadi nelayan, tapi jaringnya hilang diambil perompak, di tengah keputuasaan itu saya ganti pekerjaan belajar jadi tukang, apalagi punya anak dan istri yang harus dibiayai,” tambahnya.
Kata Jupri, ia memang selalu istiqomah untuk menjalankan ibadah puasa, walaupun bercucuran keringat dan menguras energi.
“Kalau ditanya panas, pastinya luar biasa, apalagi ini di Bangka Belitung, leteh apalagi, tapi semua saya niatkan untuk ibadah, alhamdulillah tidak pernah batal,” ujarnya.
“Saya yakin, meskipun melelahkan, ibadah ini tidak akan membuat saya sakit, jikapun sampai sakit itu ujian dari Allah,” tambahnya.
Selain berpuasa, Jupri juga tetap istiqomah menjalankan ibadah lainnya, seperti solat dan membaca al-quran.
“Biasanya kalau solat taraweh di masjid terdekat dan tadarus sepulangnya, intinya jalankan ibadah semampunya dan mencari nafkah tetap jalan, karena ada istri dan 2 anak yang harus saya nafkahi,” tuturnya.
Kata Jupri, ada masa-masa di saat dirinya tidak bekerja, dikarenakan tidak adanya panggilan memperbaiki atau bangun rumah.
“Kemarin sempat kacau, apalagi imbas masalah kasus timah, tidak ada yang mau bangun ataupun memperbaiki rumah, tapi MasyaAllah, mungkin keajaiban dhuha panggilan terus datang menjelang lebaran ini,” ujarnya.
“Sebagai tukang saya tidak mematok upah, disesuaikan dengan kemampuan tuan rumah, terkadang bahkan bekerja sendiri tanpa kenek, karena kondisi tuan rumah yang tidak mampu membayar kenek,” tambahnya.
Ia pun mengajak, umat muslim lainnya untuk tetap berpuasa, meskipun harus bekerja keras dalam mencari nafkah.
“Meskipun bekerja keras, mari tetap berpuasa dan jangan menjadi halangan, asalkan niat dan iman kuat, insyaAllah kita juga akan kuat menjalankan ibadah puasa,” imbuhnya. (SA)