BABELTERAKTUAL.COM, BANGKA TENGAH – Perkembangan Indeks Pembangunan Manusia atau IPM di Kabupaten Bangka Tengah (Bateng) pada tahun 2023 tercatat mengalami kenaikan sebesar 0,14 persen, yaitu mencapai status IPM tinggi dengan nilai sebesar 72,36 dibandingkan dengan tahun 2022 sebesar 72,06.
Diketahui, berdasarkan United Nations Development Programme (UNDP), IPM merupakan indeks yang mengukur capaian pembangunan manusia berbasis pada komponen dasar kualitas hidup manusia.
IPM menjadi salah satu komponen data strategis, karena dijadikan sebagai ukuran hasil kinerja pemerintah. Metode penghitungan IPM ini melalui pendekatan 3 dimensi yaitu, kesehatan, pendidikan, dan pengeluaran.
Meskipun, IPM Bangka Tengah naik 0,14, namun penduduk miskin di wilayahnya bertambah 970 jiwa dan mencapai 10.580 jiwa.
Bupati Bangka Tengah, Algafry Rahman mengatakan pada tahun 2023 jumlah penduduk miskin di wilayahnya sebanyak 10.580 jiwa.
“Jumlah ini, memang mengalami kenaikan dari tahun 2022, yakni sebesar 9.610 jiwa, yang mana angka kemiskinan tahun 2023 sebesar 5,29 persen meningkat dari tahun sebelumnya sebesar 4,86 persen,” ujar Algafry, Senin (8/4/2024).
Ditambahkan Algafry, angka kemiskinan di wilayahnya meningkat dari Rp773.509,00 bulan pekapita pada tahun 2022, menjadi Rp814.969,00 bulan perkapita tahun 2023.
“Tentu hal ini dipengaruhi oleh beberapa kondisi, seperti naiknya rata-rata upah pekerja, inflasi umum yang tidak stabul, kenaikan harga eceran beberapa komoditas, harga beras, minyak goreng, telur, dan cabai,” ujarnya.
“Tentu kita memang harus mengevaluasi, tetapi menurut saya, kita bisa melihat dari garis kemiskinan, yang mana penduduk Bangka Tengah dikatakan miskin jika dalam 1 bulan tidak bisa mencapai Rp870.000, sedangkan di daerah Jawa lebih rendah dari ini, jadi kita harus Rp850.000,” tambahnya.
Dikatakan Algafry, pihaknya terus mengupayakan yang terbaik, seperti membuka sektor-sektor yang ada.
“Kita harapkan yang tadinya tidak bekerja, bisa bekerja,” ucapnya. (SA)