Penulis: Nastazia
Wartawan RNC
Tembang yang dipopuler oleh Idgitaf, dinyanyikan oleh Suganda Pandapotan Pasaribu bersama sang istri tercintanya, Maya Krista Sidabutar. Terlihat enjoy wajah Sekjend Ombudsman RI tersebut.
Lagu yang digemakan di gedung Mahligai Serumpun Sebalai Senin (13/11/23) malam tersebut, menjadi pilihan Suganda Pandapotan Pasaribu. Jebolan STPDN 1997 ini seolah ingin men-declare sikap nya atas segala yang dialaminya selama 7 bulan menjadi orang nomor 1 di Babel.
Tembang yang menutup sambutan Suganda Pandapotan Pasaribu ini, dilagukan bersama sang istri, seolah ingin menyampaikan bahwa tak ada kebencian apapun yang perlu dibawanya pulang ke Jakarta, kembali ke jabatan semula nya sebagai eselon satu di Ombudsman RI.
Siapa sangka, acara perpisahan di Gedung Mahligai pada Senin malam yang penuh keharuan tersebut, hanya melalui kontak Whatsapp. “Saya gak nyangka, ternyata undangan yang saya sampaikan lewat WA, bisa seramai ini. Ini benar-benar kehormatan, ternyata tidak susah mengumpulkan kawan-kawan SKK,” ucap Suganda Pandapotan Pasaribu.
Para undangan yang terdiri dari unsur Forum Pimpinan Daerah (Forkopimda) yang juga anggota Resimen Semua Kita Keluarga (SKK) malam itu kompak dengan dresscode seragam SKK. Satu persatu, mereka menembangkan lagu perpisahan, bernyanyi bersama, seolah dengan Suganda Pandapotan dan istrinya. Begitu kompak dan begitu dekat.
Suganda Pandapotan Pasaribu tak dapat menyembunyikan matanya yang berkaca-kaca saat, rekan-rekan SKK men menyalaminya sebagai salam perpisahan. Tak hanya menyalami, berbagai pesan dibisikkan di telinga Suganda, sembali memeluk hangat. Suasana yang begitu dekat terlihat di malam perpisahan itu.
Selasa (14/11/23) petang, seluruh Forkopimda terlihat hadir melepas kepergian Suganda Pandapotan. sekali lagi, ini seolah menjadi sebuah bukti bahwa Suganda Pandapotan benar-benar mampu merangkul seluruh elemen termasuk lembaga vertikal. Mereka berbaris satu persatu memberikan salam dan ucapan perpisahan.
Sumringah, itulah yang tertangkap di wajah Suganda Pandapotan. Seolah ingin membuktikan bahwa dirinya benar-benar pulang dalam kelapangan hati. Tanpa amarah seperti yang dilantunkannnya di malam perpisahan. Meski hingga detik terakhir masih ada yang terus membangun stigma negatif tentang dirinya, Namun sepertinya semua dimentahkan dengan fakta bahwa seluruh elemen pemerintah begitu mendukung dirinya.
Hingga dirinya menghilang dari pandangan saat memasuki kabin pesawat, para hadirin yang mengantar keberangkatannya, masih bertahan di ruang VIP Bandara Depati Amir Pangkalpinang. Inikah pembuat kegaduhan? Seperti inikah suasaha perpisahan, orang yang tidak becus bekerja? pertanyaan yang tidak perlu dibuktikan. Karena apa yang dilakukan Suganda Pandapotan Pasaribu selama 7 bulan menjadi Penjabat Gubernur Kepulauan Bangka Belitung, salah satunya adalah membuat rakyat Bangka Belitung merasa bahwa Gubernur Bangka Belitung ada di tengah mereka.(**)