BABELTERAKTUAL.COM, REBO – Penjabat (Pj) Ketua TP-PKK Provinsi Kepulauan Bangka Belitung (Babel), Safriati Safrizal berharap Rumah Pangan Desa Rebo menjadi solusi untuk mengentaskan angka stunting di Provinsi Kepulauan Babel, khususnya di Kabupaten Bangka.
“Dalam mewujudkan Indonesia zero stunting, pemerintah tak henti-hentinya mendorong semua lini untuk bersinergi,” kata Safriati, mengawali sambutannya, saat mengunjungi Rumah Pangan Desa Rebo, Selasa (16/1/2024).
“Termasuk dasawisma PKK, yang memiliki akses langsung ke rumah tangga dalam mendata dan mengintervensi kasus stunting di lokus masing masing,” lanjutnya.
Menurut Safriati, salah satu strategi pemerintah dalam mengentaskan stunting, yakni melakukan pemenuhan gizi ibu hamil maupun anak. Pemenuhan gizi itu, lanjutnya, dapat diperoleh dari asupan makanan, yang bersumber dari pangan yang ada di sekitar lingkungan.
“Untuk itulah, pemerintah terus menggaungkan gerakan tanam, khususnya dengan memanfaatkan halaman rumah maupun kantor-kantor, seperti yang dilakukan oleh Desa Rebo, melalui Teras Pangan Kelompok Teratai,” ujarnya.
Menurut Safriati, program Teras Pangan milik Desa Rebo itu, mengusung tema Beragam, Bergizi, Seimbang dan Aman (B2SA), yang diharapkan dapat menjadi percontohan dan inspirasi di tiap rumah tangga, di lokus lainnya yang ada di Provinsi Kepulauan Babel.
Dalam kunjungan tersebut, Safriati berpesan, agar para ibu yang hadir di Rumah Pangan Desa Rebo tersebut, senantiasa kreatif dalam memberi asupan makanan yang bergizi bagi anak anak, agar pertumbuhan anak cepat normal kembali.
“Untuk ibu-ibu yang hadir hari ini, saya harap bisa kreatif dalam memberikan asupan makanan kepada anak-anak. Semoga kedepannya, anak-anak yang terkena stunting ini, pertumbuhannya bisa segera normal kembali,” tutur Safriati, dihadapan sejumlah ibu-ibu yang memiliki anak stunting dan yang sedang dalam tahapan intervensi oleh pemerintah, yang hadir di lokasi acara.
Tak lupa, dalam kesempatan itu Safriati menanyakan kepada salah satu Ibu, terkait perkembangan anaknya setelah menjalani masa intervensi stunting oleh pemerintah.
“Umurnya berapa?” tanya Safriati, kepada salah satu Ibu seorang anak laki-laki yang mengalami stunting.
“Usianya dua tahun lebih Bu, tapi tingginya yang kurang. Karena susah makan,” terang perempuan berusia 37 tahun itu, saat menjawab pertanyaan dari Safriati Safrizal.
Ita menuturkan, semenjak diintervensi, kondisi anaknya semakin membaik, lantaran anaknya mengalami kenaikan berat badan.
Sementara itu, Kepala Desa Rebo Rudy Salim mengungkapkan, jumlah anak stunting di desanya terus berkurang. Dari 21 anak yang terkena stunting pada tahun 2022, kata Rudy Salim, di tahun 2023 kemarin datanya turun menjadi 7 orang.
“Tentunya ini berkat bantuan dan kerjasama dari segala lini, khususnya Kader PKK, Posyandu hingga instansi terkait. Yang pasti kita berharap, jumlah anak yang terkena stunting ini terus menurun hingga 0,” ujarnya.
Lebih lanjut Rudy menuturkan, kunjungan Pj Ketua PKK Provinsi Kepulauan Babel beserta tim, menjadi semangat sekaligus mempererat sinergi dalam menyelaraskan program, guna membangun ketahanan pangan hingga pengentasan stunting di desanya.
“Tentunya kami sangat senang dan mengucapkan terimakasih atas kunjungan Pj Ketua PKK, Ibu Safriati Safrizal hari ini. Kedepan kami berharap dapat terus bersinergi,” pungkasnya.
Terlihat, Rumah Pangan Desa Rebo dipenuhi dengan tanaman sayur mayur dan buah-buahan. Selain itu, tampak juga peternakan bebek dan ayam di lokasi tersebut. Dalam kunjungan tersebut, Pj Ketua TP-PKK Safriati Safrizal berkesempatan turut serta memanen sayur mayur di lokasi tersebut. (**)