Editorial
Oleh: Rudi Syahwani
Pemimpin Redaksi
Sejak Kamis (2/3/24) pagi, jagat maya di tanah air geger oleh potret Harvey Moeis mengenakan rompi pink bertuliskan tersangka Kejaksaan Agung. Bagaimana tidak, sang ‘Pangeran Disney’ yang dijadikan standar sebagai suami idaman para wanita hedon, ternyata seorang koruptor dengan perkiraan kerugian negara mencapai triliunan Rupiah.
Sebagai suami dari Sandra Dewi, seorang pesohor dengan ribuan penggemar, sorotan kamera begitu ramai terhadap update nasib Harvey Moeis. Sehingga belum sampai 1 x 24 jam, viral sudah sang Pangeran Disney dengan rompi pink dan tudingan koruptor.
Seperti biaya pedas dan getirnya cuitan lambe mpok Neti dan om Zen seantero Nusantara Empire mengiringi viralnya sang pangeran yang tersandung skandal dugaan mencuri uang rakyat kerajaan. Ada pro dan kontra, termasuk bersimpati pada tuan putri yang harus buru-buru menutup saluran Instagram.
Redaksi sendiri tidak begitu ambil pusing dengan viralnya kisah Pangeran Disney dan sang Tuan Putri. Namun jelas penetapan Harvey Moeis sebagai tersangka dari pihak PT Refined Bangka Tin (RBT), merupakan sebuah kemajuan besar dalam proses pengusutan dugaan tindak pidana korupsi tata kelola komoditi Timah di IUP PT Timah.
Kemajuan ini sangat layak diapresiasi, sebagai sebuah pembuktian keseriusan sekaligus unjuk kwalitas dan kapasitas para penyidik korupsi di Kejaksaan Agung RI. Penetapan Harvey Moeis yang selang sehari sebelumnya didahului dengan penetapan, crazy rich Helena Lim sebagai tersangka harus diakui bukan sebuah perkara mudah.
Karena baik Helena Lim maupun Harvey Moeis tak ada garis legalitas dalam PT RBT. Namun sambungan antara kedua personal dengan entitas perusahaan eksportir timah swasta terbesar di Babel tersebut dapat terendus hingga berujung penetapan tersangka.
Redaksi sendiri yang sejak awal mengikuti perkara ini, bahkan jauh sebelum perkara ini menjadi objek perkara oleh Kejaksaan Agung, akhirnya mulai merasa optimis bahwa perkara ini akan klimaks pada akhirnya.
Pekerjaan penyidik tinggal setapak lagi mencapai sang ‘Dalang’ dari dugaan tindak pidana korupsi tata kelola komoditi Timah di IUP PT Timah ini, untuk diseret ikut reuni di Rutan Salemba. Pintu masuknya jelas adalah sang Pangeran Disney atau Harvey Moeis.
Sang Dalang adalah inisiator pertama kali cikal bakal persekongkolan koruptif ini, saat rapat di Hotel Borobudur Jakarta pada bulan Mei 2018 lalu. Hingga pada rapat pada Juni 2018 di hotel Sofia jalan Gunawarman Jakarta, Harvey Moeis dipercaya sang Dalang sebagai perpanjangan tangan untuk mulai mengatur modus operandi. Salah satu langkahnya adalah membentuk grup WhatsApp.
Artinya bahwa Harvey Moeis bukan top leader dari konsorsium yang tersangkut skandal korupsi ini, namun masih ada satu level lagi di atasnya. Akan tetapi catatan penting nya adalah, keberadaan Harvey sebagai tersangka hari ini tentu sangat mungkin menjadi jalan menuju sang Dalang.
Ini yang justru menarik dan bisa menjadi kejutan terbesarnya. Seperti saat Kejaksaan Agung tiba-tiba menggeledah rumah megah Helena Lim, tak sedikit publik yang meraba-raba soal inisial HL yang dirilis Kapuspenkum Ketut Sumedana saat itu.
Itu benar-benar sebuah manuver yang tak terbaca, hingga akhirnya publik mulai tau siapa inisial HL tersebut saat diumumkan menjadi tersangka. Dan hanya berselang sehari, sang Pangeran Disney Land pun terpaksa mengenakan rompi merah muda dan naik ‘Alphard Hijau’ menuju Salemba.
Artinya bukan tidak mungkin, pada detik-detik jelang masa cuti bersama tanggal 5 April mendatang, ada kejutan berupa penangkapan sang Dalang. Agar klimaks dari proses pengusutan kasus ini tidak terasa sempurna. Ada beberapa jenis kejutan bisa terjadi, bisa saja Sandra Dewi selaku istri Harvey Moeis ikut diperiksa karena dianggap ikut menjadi penikmat keuntungan korupsi sang suami. Atau sang dalang menyusul para wayang. Bravo Adhiyaksa…!!!(**)