BABELTERAKTUAL.COM, PANGKALPINANG – Pihak panitia Kejuaraan Provinsi Pencak Silat Bangka Belitung tahun 2022, Nurdin Bayu akhirnya angkat bicara. Dalam rilis hak jawab yang diterima redaksi, Bayu memberikan penjelasan terkait insiden tersebut versi pihaknya. Dalam rilisnya tersebut, Nurdin Bayu mengaku bahwa pihaknya telah memberikan Mathew toleransi terkait jadwal pertandingan semifinal tersebut sebanyak 2 kali.
Penjelasan tersebut disampaikan Nurdin Bayu kepada redaksi pada Senin (19/12/22) siang. Bayu memberikan respon terhadap berita yang dibuat redaksi berjudul “Terkait Mathew, Ketua Siwo PWI Babel Ingatkan Pengprov IPSI Babel Soal DBON” yang dimuat di media-media online dengan link: http://babelteraktual.com/2022/12/19/terkait-insiden-mathew-ketua-siwo-pwi-babel-ingatkan-ketua-pengprov-ipsi-soal-dbon/
Berikut penjelasan dari Nurdin Bayu.
Salam Olahraga!
Kronologis :
- Sdr Sari (kerabat Mathew), pukul 09.00 WIB datang ke Orom Sungailiat dan ingin mengecek jadwal pertandingan atlet Kontingen IPSI Babar II kelas I putra remaja atas nama Mathew. Oleh panitia (Sdr Hairul) diberikan jadwal. Ternyata setelah di cek, untuk pertandingan pagi. Tidak ada jadwal pertandingan untuk atlet atas nama Mathew.
- Habis magrib, sdr Wiwik (Wiwi Andriani) menghubungi sdr Hairul via telpon. Ingin mengecek jadwal pertandingan Mathew. Setelah di-cek, Mathew bertanding di semifinal partai ke 62. Perkiraan pertandingan sekitar pukul 20.00 WIB. Oleh Wiwik, meminta untuk toleransi dan penundaan jadwal pertandingan besok pagi dengan maksud ingin beribadah di Gereja.
- Permintaan penundaan jadwal dikomunikasikan panitia ke Teknik Delegate dan Asisten Teknik Delegate. Teknik Delegate dan Asisten mengkonfirmasi hal tersebut ke lawan Mathew, yakni atlet dari IPSI Bangka Tengah.
- Oleh pelatih IPSI Bangka Tengah memberikan toleransi, pertandingan digeser menjadi partai terakhir (malam itu juga). Dengan catatan bisa dipertandingkan jika masih ada waktu.
- Namun, sdr Wiwik merasa panitia tidak memberikan toleransi apapun sehingga anaknya tidak bisa menyelesaikan ibadah. Sdr Wiwik datang ke Orom dengan kondisi marah dan bertemu Ketua Pengprov IPSI Babel, Ketua IPSI Bangka, Ketua Panitia, IPSI Bateng, Pelatih IPSI Babar II.
- Sdr Wiwik tidak memberikan jawaban pasti anaknya Mathew siap atau tidak untuk bertanding malam itu. Seharusnya jika siap, 2 partai sebelum partai terakhir sudah bersiap-siap dan memberikan info ke panitia.
- Pukul 22.10 WIB, di saat para wasit dan juri, dokter pertandingan, panitia dan pelatih/official IPSI Babar II sudah pulang. Sdr Wiwik menelpon anknya dan meminta turun ke arena pertandingan. Sebelumnya Mathew ternyata ada di dalam mobil.
- Setelah turun ke arena, akhirnya kembali di mediasi oleh TD, panitia dan IPSI Bateng.Dari mediasi diputuskan tidak bisa dipertandingkan saat itu dengan pertimbangan wasit juri tidak lengkap dan dokter pertandingan sudah pulang.
- Pertandingan pencak silat adalah olahraga yang penuh dengan risiko. Tanpa medis, maka panitia tidak bisa dan berani melakukan pertandingan.
- Panitia akhirnya kembali memberikan toleransi pertandingan dan dilanjutkan besok pagi pukul 07.00 WIB. Sebagai partai pertama pertandingan sebelum dilakukan pertandingan jadwal lainnya. Di mana panitia biasa memulai pertandingan pukul 08.00 WIB. Hal ini disepakati oleh sdr Wiwik dan didengarkan secara langsung oleh Mathew.
- Keesokan paginya di saat panitia, wasit juri serta IPSI Bateng (lawan Mathew) sudah siap bertanding dan berada di arena pukul 07.00 WIB. Atlet atas nama Mathew belum juga hadir. Setelah ditoleransi kembali dan diberikan panggilan sebanyak 3 kali oleh ketua pertandingan. Maka atlet Mathew karena tidak Juga hadir, akhirnya di-diskualifikasi oleh panitia.
- Atlet Mathew dan ibunya (Wiwik) baru hadir ke Orom pukul 07.30 WIB.
- Tidak terima anaknya didiskualifikasi, sdr Wiwik emosi dan memprotes panitia. Sdr Wiwik juga membuat video persis berada di samping pelatih dan dewan wasit juri dengan dalih melakukan peliputan.
- Oleh Satpol PP, Sdr Wiwik diminta untuk keluar dan tidak mendekat dari arena pertandingan. Peringatan untuk menjauhi arena pertandingan juga disampaikan Sdr Hairul. Sekaligus mengingatkan untuk mengambil foto dan video silahkan di atas. Jangan dekat arena pertandingan karena akan menggangu konsentrasi wasit juri serta juga untuk keselamatan sdr. Wiwik.
Dari penjelasan kronologis di atas, beberapa hal yang menjadi catatan penting yakni:
- Panitia Kejurprov IPSI Babel sudah memberikan toleransi sebanyak 2 kali kepada Mathew.
- Panitia Kejurprov IPSI Babel sudah bersikap profesional dalam membuat jadwal pertandingan sekaligus menegakkan aturan sesuai dengan peraturan yang diatur dalam pelaksanaan kejuaraan pencak silat.
- Kontingen IPSI Babar II dan perguruan Satria Muda Indonesia (SMI) sebagai perguruan tempat latihan dari Mathew tidak mempermasalahkan serta mengakui apa yang dilakukan panitia adalah sesuai dengan aturan yang berlaku. Hal ini dibuktikan dengan surat pernyataan bermatrai yang di ttd oleh ketua pertandingan, TD, serta pelatih/official dari IPSI Babar II.
- Pergeseran jadwal didalam pertandingan olahraga apapun akan mengganggu jadwal pertandingan lainnya. Hal ini karena akan banyak terjadi pergeseran yang berakibat akan merugikan atlet lain dan panitia sendiri.
Sementara itu, Wiwi Andriani selaku orang tua Mathew, memberi bantaha atas beberapa point yang disampaikan ketua panitia, Nurdin Bayu. Menurut Wiwi terkait point ke 2 soal konfirmasi jadwal tanding, sebelum magrib sudah dirinya sudah menelpon dan menjelaskan dan kepada Khairul dan mendapat penjelasan bahwa jadwal ter-update belum keluar karena proses pertandingan penyisihan belum selesai.
“Saat itu jelas saudara Khairul mengatakan kemungkinan jadwal pertandingan Mathew bisa besok. Karena proses penyisihan belum selesai. Sehingga saat saya telepon pada Jumat (16/12/22) sebelum magrib dikabarkan jadwal terbaru belum ada,” terang Wiwi kepada wartawan Senin (19/12/22) siang.
Kemudian sekitar pukul 18.15 WIB Mathew baru mendapat konfirmasi jadwal pertandingan semifinal, dan sekitar pukul 18.30 WIB nama Mathew sudah dipanggil untuk bertanding, sebagaimana informasi dari pelatih dan rekan Mathew yang berada di venue. Info yang dikirim ke Mathew via Whatsapp tersebut sontak mengagetkan Wiwi, karena dirinya sekeluarga termasuk Mathew hendak berangkat ibadah Natal.
“Lantas saya tanya ke Khairul, jika harus (bertanding) malam itu, jam berapa kira-kira tepatnya, biar saya mengatur waktu. Lantas jawabannya antara jam 21.30 WIB sampai 22.00 WIB bila belum selesai lanjut besok. Itu jawaban yang saya dapatkan. Mengingat kami ini sedang ibadah perayaan Natal yang satu tahun sekali dan bagi saya wajib kami ikuti maka saya minta ada disdispensasi. Tetapi IPSI Bangka Tengah selaku pihak yang akan menjadi lawan dari Mathew tetap minta kami tetap datang bertanding dengan waktu yang tidak pasti,” kenang Wiwi lagi.
Selanjutnya pada point ke 5 jawaban pihak Nurdin Bayu, Wiwi mengaku bahwa dirinya tiba ke Orom Sungailiat Sekitar pukul 21.30 dan kembali bertanya, terkait kepastian waktu bertanding Mathew. Namun Wiwi mendapat jawaban berubah. Pihak panitia mengatakan sekitar pukul 23.00WIB.
Kalau dibilang marah, wajar saja. Karena ketika saya tanya kapan Mathew bertanding mereka jawab sampai pukul 23.00 WIB. Ditambah lagi ucapan dari salah satu oknum IPSI Bateng yang berujar, bila gak siap mundur saja! Tentu nya hal ini membuat saya sangat kecewa. Anak saya jelas saat itu ikut masuk ke dalam dan duduk dalam ruangan di dalam Orom. Lantaran ucapan oknum IPSI Bateng tersebut Mathew kecewa maka dia masuk mobil. Hingga akhirnya saya minta Mathew turun dari mobil dan siap bertanding. Namun ternyata pihak IPSI Bangka Tengah malah mengkonfirmasi bahwa atlet yang menjadi lawan Mathew sudah pulang. Alasannya berubah dengan mengatakan bahwa para tim medis sudah pulang. Sehingga secara aturan pertandingan tidak bisa dilaksanakan. Baru kemudian di panitia membuat kebijakan dijadwalkan besoknya pada pukul 07.00 WIB. Meski kesal namun saya tetap berterima kasih atas usaha para panitia walaupun saya kecewa karena sebagai orang tua saya jelas kecewa karena perasaan anak saya terluka. Kepala wasit memberikan pengertian kepada Matthew sehingga Matthew mengerti dan tenang,” jelas Wiwi lagi.
“Saya akui bahwa esoknya saya memang terlambat dan Mathew pun harus di-diskualifikasi. Oke Saya terima meski saya dan Mathew kecewa. Saya mendatangi panitia dan menanyakan baik-baik apakah lawannya dari IPSI Bangka Tengah juga datang on time. Namun saat ditanya panitia malah nyolot memarahi saya. Itu yang kemudian membuat saya emosi. Padahal saya hamya menanyakan mengapa nama lawan anak saya tidak ada di penyisihan atau saya salah lihat. Namun jawaban tidak mengenak saya dapatkan dari salah satu oknum anggota panitia. Terkait peliputan, saya sebagai jurnalis boleh donk mau liputan. Eh.. justru mereka marah membentak. Bahkan beberapa satpol PP mengelilingi saya untuk mencegah saya, setiap saya mengambil foto mereka marah seolah-olah pertandingan itu tertutup, bahkan salah satu teman saya juga sempat diminta tunjukan KTA oleh seorang yang mengatakan dia Polwan,” jelas Wiwi.(red)